CINTAILAH CINTA

farhan.hasan

Kamis, 07 April 2011

MANUSIA DAN KEINDAHAN

MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. Pengertian Keindahan




Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak akan dapat dinikmatin karena tidak jelas apa itu keindahan. tetapi keindahan tersebut itu brand jelas jika telah dihubungkan dengan suatu yang berwujudkan atau suatu karya. dengan itu dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. dan keindahan adalah suatu hal yang sulit untuk di jelaskan akan tetapai cuman bisa di rasakan.

Dan bisa pula perbedaan menurut luasnya pengertian , yaitu :
-keindahan dengan maksud yang sangat luas
-keindahan dengan maksud estetis murni
-keindahan dalam arti terbatassemua hal , tentang seni juga merupakan unsur keindahan.
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
· keindahan seni
· keindahan alam
· keindahan moral
· keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dellgan se:gala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, me~punyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
b. Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
‘”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya uisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.


B. Perkembangan Kesenian




kesenian tersebut muncul ketika kita dapat memahami artian dari seni tersebut.
Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
Kritik seni selalu berdampingan dengan karya seni. Apabila karya seni tanpa kritik seni, seniman (pencipta) akan cepat puas dengan hasil karyanya atau tidak ada komunikasi antara seniman dan masyarakat. Orang yang biasa memberi kritik adalah kritikus dan masyarakat awam pun dapat saja mengeritik karya seni.
Akan tetapi dalam hal ini kurang terarah yang biasanya menilai berdasarkan perasaan belaka.
Memang ada juga masyarakat yang memberikan penilaian agak terarah, karena mereka berasal dari para intelektual, pencipta seni, paling tidak pernah membaca tentang seni atau pernah mendapat didikan yang berhubungan dengan dunia kesenian.
Seorang kritikus tidak hanya tiba-tiba menilai, melainkan menilai dengan metode-metode yang ia pelajari dengan seksama. Dalam penilaian disertai alasan-alasan yang masuk akal dan tentunya dapat dipertanggungjawabkannya.
Akan tetapi ada kecenderungan dalam dunia kritik seni, kritikus pun tidak bisa obyektif dan faktor subyektif dari kritikus selalu menyertainya. Walaupun demikian dia merupakan penilai yang mengerti tentang seni dari pada masyarakat awam.
Kritikus seolah-olah menjadi dewa dari kesenian bahkan secara tidak langsung mempopulerkan hasil suatu karya seni yang diciptakan seniman. Sebagai contoh, apa yang dilukiskan oleh Drs. I Nyoman Tusan ketika mendapat kesempatan berpameran di Seven Eken maupun di Belanda. Untuk dapat tampil disana harus ada semacam keharusan "bernaung"? di bawah Professor, sebagai jaminan kepada pemilik gallery.
Ini berarti melalui perjalanan karir yang panjangbagi seniman barat. Untuk menjadi seniman besar dan diakui harus memenuhi berbagai syarat. Pertama belajar di Akademi Seni Rupa mana. Kedua dibawah Profesor siapa. Ketiga pernah aktif di studio siapa. Keempat pengalaman berkarya. Ternyata betapa sulit dan beratnya para seniman muda di Barat.

Contoh tersebut diatas betapa rumitnya untuk mejadi populer karya seninya. Namun beebahagialah seniman muda Indonesia. Begitu mudah tampil dalam berbagai pameran, bahkan bergabung dengan para senior.




C. Aliran - aliran Kesenian



Perkembangan suatu kesenian selalu bermula dari tingkatan kesenian yang paling sederhana yang tidak mungkin langsung mencapai puncak perkembangan. Kesenian berkembang mengikuti perubahan zaman dan berdasarkan kurun waktu. Di bidang seni rupa, ditinjau dari perkembangan dan kurun waktunya sejak zaman prasejarah hingga sekarang, maka karya seni yang dihasilkan dapat dikelompokkan dalam jenis seni primitif, seni klasik, seni tradisional, seni modern, dan seni kontemporer.

Seni Primitif

Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan. Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol. Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan putih.

Seni Klasik

Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu, yang mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.

Seni Tradisional

Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti suatu kesnian yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan norma-norma, patron-patron atau pakem tertentu yang sudah biasa berlaku. Seni tradisi bersifat statis, tidak ada unsur kreatif sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya Kamasan Klungkung, kriya wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan sebagainya.

Seni Modern

Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya baru. Seniman yang kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena di dalamnya ada unsur pembaharuan, baik dari segi penggunaan media, teknik berkarya maupun unsur gagasan/ide. Seni modern tidak terikat oleh ruang dan waktu, baik itu karya yang dihasilkan di masa lampau maupun pada masa kini aslkan ada unsur kreativitasnya. Karya-karya seni rupa modern dapat dilihat pada lukisan karya Van Gogh, Pablo Picasso, Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung karya G. Sidharta, Edi Sunarso, Nuarta, dan sebagainya.

cukup sekian yang bisa saya sampaikan , bila ada kesalahan tolong d mengerti.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More